Senin, 04 Januari 2016

Artikel Substainable Manufacturing

Substainable Manufacturing
Peningkatan Produktivitas dengan Komponen Otomotif yang Ramah Lingkungan

Judul : MODEL PEMILIHAN INDUSTRI KOMPONEN OTOMOTIF YANG RAMAH LINGKUNGAN dan IMPLEMENTASI GREEN PRODUCTIVITY UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH

Penulis :
1.      Suhartini, ST, MT  (Teknik Industri)
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2.      Triwulandari S. Dewayana (Program Studi Magister Teknik Industri)
3.      Dedy Sugiarto (Program Studi Magister Teknik Industri)
4.      Dorina Hetharia (Program Studi Magister Teknik Industri)

Fakultas Teknologi Industri – Universitas Trisakti

Tahun Terbit : 2012

Pendahuluan

Pengembagangan industri semakin pesat dengan arus globalisasi yang terus berjalan. Perkembangan ini menjadikan para pengrajin batik dan perusahaan industri harus terus meningkatkan dan memperbaiki kinerjnya agar terus bertahan dan memenangkan kompetisi daya dengan berbagai industry lainnya.
Industri manufaktur merupakan industri yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada negara berkembang dalam lima belas tahun terakhir (Journal of Manufacturing Excellence, 2011). Yang dimaksud dengan industri manufaktur (Lampiran Perpres Nomor 28 Tahun 2008) yaitu semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang bukan tergolong produk primer.
Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Namun, seiring dengan peningkatan produktivitas ,timbulah permasalahan dampak lingkungan. Maka dibuatkanlah penelitian dari kedua jurnal ini untuk mengetahui menggunakan metode untuk meningkatan produktivitas dan merancang model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan.
Perancangan model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan merupakan bagian dari penelitian dalam rangka memformulasikan strategi pengembangan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing.
Kemudian , untuk mengakomodir dua kepentingan tersebut, digunakan pula metode Green Produktivitas.
Green Produktivitas tersebut merupakan suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan performansi lingkungan secara bersamaan di dalam pembangunan sosial ekonomi secara keseluruhan (APO, 2003). Dimulai dengan menganalisis proses termasuk input dan output, green produktivity dapat menghasilkan manfaat yang signifikan bagi peningkatan produktivitas. Sambil melestarikan lingkungan, kita dapat meningkatkan produktivitas. Dari sini, diharapkan Kampoeng Batik perusahaan dapat mencapai produktivitas yang lebih tinggi atau mengalami peningkatan produktivitas sekaligus melindungi lingkungan yang akan mengarah pada terciptanya sustainable development.
Tujuan Penelitian Suatu rancangan prosedur Green Produktivity Assesment yang melibatkan desain sistem informasi sederhana dengan mendesain tamplete tahapan proses produksi yang berpotensi mempunyai dampak lingkungan.

Tinjauan Pustaka
1.       Green Industry
Green industry  adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat member manfaat bagi masyarakat
Penerapan Green industry (Kemenprin 2013) dilakukan melalui konsep produksi bersih (cleaner production) melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce (pengurangan limbah pada sumbernya), Reuse (penggunaan kembali limbah), dan Recycle (daur ulang limbah), dan Recovery (pemisahan suatu bahan atau energi dari suatu limbah).
2.       Productivity
Productivity adalah perbandingan antara output dengan input dengan tujuan mengetahui seberapa efisien sumber-sumber input telah berhasil dihemat.
Productivity juga merupakan kombinasi dari efektifitas dan efisiensi, dengan efektifitas yang berkaitan dengan performansi dan efisiensi yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya. Dimana efektifitas merupakan tingkat pencapaian suatu objek sedangkan efisiensi adalah bagaimana penggunaan sumber daya secara optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan
3.       Green Productivity
Green Productivity adalah suatu strategi untuk meningkatkan produktifitas bisnis dan kinerja lingkungan pada saat yang bersamaan dalam mengembangkan sosial ekonomi secara menyeluruh.
4.       Produksi Bersih
Dalam perindustrian dapat dilihat resiko dari sisi lingkungan yaitu limbah dalam suatu pabrik, maka dari itu perlu melakukan strategi dan pendekatan agar menjadi industri ramah lingkungan. Pendekatan tersebut di kenal dengan istilah produksi bersih. Produksi bersih bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan serta melakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang, dan energi diseluruh tahapan proses produksi.
5.       Industri Komponen Otomotif Indonesia
Perusahaan menunjukkan bahwa industri komponen otomotif tersebar pada beberapa wilayah yaitu DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Persentase terbesar perusahaan berada di wilayah Jawa Barat (55,37%) dan DKI (24,79%). Berdasarkan jumlah tenaga kerja, dari data 49 perusahaan menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja terbesar yaitu 1280 orang dan terkecil yaitu 5 orang. 73% perusahaan merupakan perusahaan besar, 22% perusahaan sedang, Model Pemilihan Industri (Triwulandari, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 211 sisanya sebesar 5% adalah perusahaan kecil
6.       Penelitian dan model terdahulu
Untuk mendorong pertumbuhan Green Industry, Kementerian Perindustrian memberikan penghargaan kepada perusahaan industri nasional yang telah menerapkan pola penghematan sumber daya dan penggunaan bahan baku dan energy yang ramah lingkungan serta terbarukan. Penghargaan Industri Hijau (PIH) telah berlangsung selama empat tahun.
Penilaian penghargaan industri hijau didasarkan pada hal-hal berikut (Kementerian Perindustrian 2012) :
a.       Proses Produksi, meliputi bahan baku dan bahan penolong, energi, air, teknologi proses, produk, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja.
b.      Manajemen Perusahaan, meliputi program efisiensi produksi, Community Development/Corporate Social Responsibility, penghargaan yang pernah diterima, dan sistem manajemen.
c.       Pengelolaan Lingkungan Industri, meliputi pemenuhan baku mutu lingkungan, sarana pengelolaan limbah dan emisi, dan kinerja pengelolaan lingkungan.
7.       Analytic Hierarchy Process (AHP)
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan. Prinsip dasar AHP (Saaty, 2000) yaitu:
1.      Dekomposisi
2.      Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments)
3.      Sintesa Prioritas.
Dengan prinsip dekomposisi, struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki.

Metode Penelitian
Ø  Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam serta melakukan survey lapangan sehingga mampu menghasilkan informasi yang akurat dan menyeluruh.
Ø  Penyusunan Hierarki Keputusan untuk Pemilihan Industri Komponen Otomotif yang Ramah Lingkungan
Dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1.Perumusan tujuan,
2.Penentuan alternatif pilihan,
3.Penentuan level hierarki,
4.Identifikasi elemen-elemen pada setiap level hierarki selain level hierarki pertama (tujuan) dan Model Pemilihan Industri (Triwulandari, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 213 level hierarki terakhir (alternatif pilihan),
5.Penyusunan Hierarki Keputusan.
Ø  Penentuan Bobot pada setiap level hierarki.
Penentuan bobot pada setiap level hierarki dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyusunan matriks perbandingan berpasangan,
2. Perbandingan berpasangan dengan bantuan pakar,
3. Perhitungan Ratarata Geometric,
4. Perhitungan Weighted sum vector,
5. Perhitungan consistency vector,
6. Perhitungan Consistency Index,
7. Perhitungan Consistency Ratio,
8. Membandingkan nilai Consistency Ratio dengan syarat konsistensi dalam perbandingan berpasangan yaitu nilai CR ≤ 0,1, apabila tidak memenuhi syarat konsistensi maka kembali ke tahap 2 yaitu Perbandingan berpasangan dengan bantuan pakar, dan
9.Menentukan bobot pada setiap level hierarki berdasarkan hasil perhitungan Rata-rata Geometric.

Hasil Penelitian
Berdasarkan bobot faktor yang diperoleh, model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan lebih memprioritaskan pada faktor pengelolaan limbah / emisi dengan bobot sebesar 0,6370. Pada faktor tersebut, kriteria Program penurunan emisi CO2 merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0,6480. Prioritas berikutnya adalah pada faktor proses produksi dengan bobot sebesar 0,2580. Pada faktor proses produksi, kriteria teknologi proses merupakan prioritas utama dengan bobot faktor sebesar 0.3860. Sedangkan untuk sub kriteriadari criteria teknologi proses, bobot terbesar adalah penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) yaitu 0,7172, Oleh karena itu, upaya penurunan emisi CO2 dan penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) akan menjadi penentu bagi industri komponen otomotif untuk masuk dalam kategori industri yang ramah lingkungan.
Dari hasil penilaian resiko lingkungan diketahui bahwa tahapan yang paling banyak menimbulkan dampak lingkungan adalah tahapan proses ngloyor, pewarnaan napsol, ngesol dan nglorod.
Dari hasil perhitungan diketahui tingkat produktivitas setelah dilakukan penanganan limbah adalah sebesar 104,6%, sedangkan tingkat produktivitas sebelumnya sebesar 103,3%, jadi tingkat produktivitasnya meningkat sebesar 1,3% setelah diterapkannya pengolahan limbah.
Sumber:


ANISA SEPTRIANI (0069)

Minggu, 03 Januari 2016

Reverse logistic

Supply Chain Sirkulasi Botol Teh Botol Sosro
(Studi Kasus di PT. Sinar Sosro, Ungaran)

Penulis : Aditya Priyambodo dan Yandra Rahadian Perdana
Tahun terbit : 2011

Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan) adalah manajemen mengenai arus barang sejak dari hulu sampai hilir akhir yaitu konsumen. Supply Chain merupakan jaringan yang bekerja sama untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir. Dimana perusahaan-perusahaan yang termasuk seperti supplier, pabrik, distributor, retail serta perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.
Tujuan dari Supply Chain Management adalah perngiriman produk bias tepat waktu serta memuaskan pelanggan , penguranagn biaya, meningkatkan hasil dari seluruh pasokan.

Proses Produksi
Terdapat 3 tahap dan proses produksinya yaitu:
1.      Tahap Pengolahan Air (di unit Water Treatment)
2.      Tahap Pembuata The Cair Manis ( di unit Kitchen)
3.      Tahap Pombotolan (di unit Bottling Line)
Bahan baku TCM adalah the kering, gula dan air baku.

§  Proses Water Treatment
Terdapat 3 buah sumur, yaitu untuk sumur 1 penggunaan air untuk kebutuhan pabrik., kemudian untuk sumur 2 dan 3 untuk proses produksi . Dalam prosesi ini air tersebut sudah ditetapkan dan aman untuk diproduksi

§  Proses unit Kitchen
Merupakan proses pembuatan TCM adalah pembuatan sirup gula, kemudian pembuata TCP (The Cair Pahit) yaitu pencampuran sirup gula dan pasteurisasi.

§  Proses Bottling Line
a.       Proses Pembotolan
Pada proses ini dengan melakukan penyortiran botol. Untuk botol yang sudah tidak dapat dipakai akan diberi label “rejected” dan akan dimusnahkan, kemudian untuk botol yang masih bias didaur ulang akan dikembalikan ke gudang untuk pembersihan ulang.
Ada 3 macam botol, antara lain:
1.      Botol dari Konsumen : diproses dan dikembalikan kembali.
2.      Botol dari pencucian manual : botol non-standar dibersihkan dengan mesin bottle washer.
3.      Botol baru : dari supplier dalam setahun sekali, jumlah disesuaikan kebutuhan

b.      Penyimpanan Botol
Botol diinkubasi selama 2-3 hari. Disini dilakukan pengecekan botol, apabila tidak terjadi perubahan  botol dinyatakan siap dipasarkan.

Sirkulasi Pergudangan di Gudang PIPB
1.      Penerimaan PB
2.      Penyimpanan PB
3.      Pemakaian PB untuk produksi
4.      Proses Produksi
5.      Penyimpanan PI
6.      Pengeluaran PI
7.      Penghancuran botol

Reverse Logistic Function
Aliran arus material dan produk menuju hulu rantai pasokan. Tujuan dari reverse logistic adalah untuk meminimalkan limbah. Reverse Logistic sebagai aktivitas merencanakan, mengaplikasikan, agar tercaapai secara efisien dengan arus material sampai produk jadi.

Reverse logistics saat ini menjadi salah satu alternatif terbaik yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi keterbatasan sumber daya bahan baku. Selain itu, reverse logistics terbukti dapat memberikan nilai ekonomi bagi para pelakunya. Aktivitas utama dari reverse logistics adalah mengumpulkan produk yang akan diperbaharui dan melakukan redistribusi material baru yang dihasilkan

Aplikasi Reverse Logistic juga sudah dilakukan dengan baik oleh PT. Sinar Sosro tersebut walaupun masih belum optimal untuk menangani permintaan pengendapan dari KP.


Sumber: http://journal.uin-suka.ac.id/media/artikel/INT140101-Jurnal%20Inovasi%20Industri%20Vol%201%20No.%202-4.pdf



ANISA SEPTRIANI (41615010069)





Polutan udara

POLUSI UDARA
(Polutan Udara)

Anisa Septriani
Chairunissa Manoto


Pengertian Polutan
Polutan adalah Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan baik (Pencemaran Udara, Tanah, Air, dsb). Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.

Perbedaan Polusi dan Polutan
Polusi artinya pencemaran, bisa pencemaran udara, suara, air, lingkungan dll.
Sedangkan Polutan itu bahan yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, contohnya asap, sampah, bahan berbahaya, dll.
Suatu zat dikatakan polutan apabila :
  • Jumlahnya melebihi jumlah normal
  • Berada pada waktu yang tidak tepat.
  • Berada pada tempat yang tidak tepat.

Komposisi gas di atmosfer dapat mengalami perubahan karena polusi udara akibat dari aktivitas alam maupun dari berbagai aktivitas manusia. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari kebakaran hutan, debu, industri dan alat transportasi seperti kendaraan bermotor, mobil dll. Bahan pencemaran udara (polutan) secara umum dapat digolongkan menjadi dua golongan dasar, yaitu partikel dan gas.
Pencemaran udara oleh berbagai jenis polutan dapat menurunkan kualitas udara. Penurunan kualitas udara untuk respirasi semua organisme (terutama manusia) akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Asap dari kebakaran hutan dapat menyebabkan gangguan iritasi saluran pernapasan, bahkan terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Setiap terjadi kebakaran hutan selalu diikuti peningkatan kasus penyakit infeksi saluran pernapasan.
Jumlah polutan yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu dinamakan emisi. Emisi dapat disebabkan oleh biogenic emissions (proses alam) misalnya, CH4 hasil aktivitas penguraian bahan organik oleh mikroba dan anthropogenic amissions (kegiatan manusia), misalnya asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan sisa pembakaran. Beberapa jenis polutan pencemar udara antara lain sebagai berikut:
1. Gas Karbon Monoksida (CO) dan Karbon Dioksida (CO2)
Gas karbon monoksida (CO) timbul akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Karbon monoksida (CO) dapat bersumber dari proses pembakaran tidak Sempurna. Proses pembakaran tidak sempurna dapat terjadi pada mesin kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, mesin, industri, kereta api, dan lain-lain. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas CO. 

Contoh, jika anda menghidupkan mesin mobil di dalam garasi, maka garasi harus dalam keadaan terbuka. Apabila garasi berada dalam keadaaan tertutup rapat, maka gas CO yang keluar dari knalpot akan memenuhi ruangan garasi tersebut. Jika terhirup oleh seseorang dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan badan lemas dan apabila berlanjut lama dapat menyebabkan kematian.
Gas karbon dioksida (CO2) berasal dari hasil pembakaran hutan, industri, pesawat terbang, pesawat luar angkasa, kapal dan mesin-mesin seperti motor, mobil, serta kereta api. Hasil pembakaran tersebut akan meningkatkan kadar CO2, sehingga udara tercemar.

2. Gas SO dan SO2
Gas belerang yang terdapat di udara bebas dapat berupa SO, SO2 dan SO3. Gas belerang tersebut dihasilkan oleh pembakaran minyak bumi dan batu bara. Jika gas belerang (SO, SO2 atau SO3) bereaksi dengan gas nitrogen oksida (NO2, NO3) dan uap air membentuk senyawa asam (asam sulfat, asam nitrat).
Senyawa asam dalam air hujan (hujan asam) dapat menyebabkan populasi tumbuhan dan hewan akan mati sehingga dapat mengakibatkan menurunnya produksi bahan pangan, barang-barang yang terbuat dari besi atau logam mudah berkarat, gedung-gedung atau jembatan bahkan bangunan candi akan cepat rusak, memudarkan warna cat, menurunkan derajat keasaman tanah, bahkan menyebabkan kematian miroorganisme tanah.



3. Gas Kloro Fluoro Karbon (CFC)
Memang gas CFC tidak berbahaya secara langsung, tetapi ketika kita menyemprotkan hair spray atau parfum, maka gas CFC yang keluar akan langsung terbang membubung tinggi ke angkasa dan mencapai stratosfer. Pada stratosfer terdapat lapisan ozon (O3) dan kita kenal sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet matahari. Jika gas CFC beraksi dengan lapisan ozon (O3), maka akan terbentuk lubang yang kita kenal sebagai lubang ozon. 
4. Hidrokarbon (HC) dan Nitrogen Oksida (NO)
HC dan NO yang dipengaruhi oleh sinar matahari akan membentuk smog yang berupa gas yang sangat pedih jika mengenai mata dan juga sebagai penyebab penyakit kanker.
Pencemaran udara dapat terjadi dalam bentuk partikel. Partikel merupakan polutan yang dapat bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel yang dapat masuk dalam saluran pernapasan adalah partikel yang berukuran 10 mikrometer (PM10). Partikel dapat berupa sebagai berikut :
  • Aeorosol (partikel) yang terhambur dan melayang di udara
  • Fog (kabut) yang merupakan aerosol berupa butiran air di udara
  • Dust (debu) atau aerosol yang berupa butiran padat yang melayang di udara karena tiupan angin
  • Smoke (asap) yang merupakan aerosol campuran antara butiran padat dan cair yang melayang di udara
  • Mist (mirip kabut), berupa butiran zat cair, terhambur, dan melayang di udara
  • Plume, asap dari cerobong pabrik
  • Smog, campuran smoke dan fog
  • Fume, aerosol dari kondensasi uap logam

Apa itu Polutan Primer?
·         Polutan primer adalah mereka yang langsung dipancarkan ke atmosfer dari sumber. Ini dapat dipancarkan dengan cara alami atau karena perbuatan manusia. Gas dan debu yang dikeluarkan dari reaksi vulkanik adalah polutan primer yang dipancarkan dengan cara alami. Gas karbon dioksida yang dipancarkan dari kendaraan adalah polutan primer yang dirilis akibat aktivitas manusia. Ada berbagai polutan utama yang berbahaya.

·         Sulfur dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, senyawa organik yang mudah menguap, partikel, nitrat peroxyacetyl, dan chlorofluorocarbon adalah beberapa polutan utama. Sulfur dioksida dihasilkan dari gunung berapi maupun oleh proses industri (di mana belerang yang mengandung senyawa yang menjadi sasaran pembakaran). Nitrogen oksida diproduksi secara alami selama keringanan. Karbon monoksida dan partikel yang timbul dari pembakaran tidak sempurna terutama ketika pembakaran bahan bakar fosil.

·         Polutan primer di udara menyebabkan masalah lingkungan yang serius seperti pemanasan global, hujan asam, dll. Ketika berbicara tentang polutan primer, sumber utama bagi mereka adalah kendaraan bermotor. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan campuran polutan primer. Polutan primer juga bisa menjadi prekursor untuk polutan sekunder. Ada beberapa polutan yang dapat menjadi polutan primer dan sekunder. Itu berarti sementara mereka yang dipancarkan oleh sumber langsung, mereka dibuat dari polutan lain juga.

Apa Itu Polutan Sekunder?
Polutan sekunder tidak dipancarkan langsung ke atmosfer seperti polutan primer. Sebaliknya mereka dibuat di udara dengan menggunakan polutan lainnya. Terutama ketika polutan primer bereaksi atau berinteraksi dengan molekul polutan sekunder lain yang dibuat. Oleh karena itu, dengan melepaskan polutan primer ke udara, tidak hanya memiliki efek langsung, tetapi mempengaruhi udara secara tidak langsung juga.

Ozon adalah salah satu polutan sekunder. Hal ini terbentuk dari hidrokarbon dan nitrogen oksida dengan adanya sinar matahari. Polutan sekunder menyebabkan masalah seperti asap fotokimia.

Pencemaran air dan sifatnya

PENCEMARAN AIR DAN SIFAT AIR TERCEMAR


ANISA SEPTRIANI
DEGI DESKA SARI


Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum yang terpcemar mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang berbeda-beda.

A. Pengelompokan Bahan  Pencemar Air (Polutan)
Untuk memudahkan pembahasan mengenai berbagai jenis polutan, polutan air dapat dikelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya sebagai berikut:
·         Padatan
·         Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding wastes)
·         Mikroorganisme
·         Komponen organik sintetik
·         Nutrien tanaman
·         Minyak
·         Senyawa anorganik dan mineral
·         Bahan radioaktif
·         Panas

B.   Sifat-Sifat Air Tercemar
Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya:
A.      Nilai pH, keasaman dan alkanitas
       PH normal air adalah 6-8 pH. Bila terlalu rendah, maka dapat menyebabkan korosif.

B.      Suhu
Apabila suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga sedingin es.
Begitupula sebaliknya. Akan tetapi,air biasa akan memiliki suhu pas di ukuran 0  ̊ Celcius.

C.      Warna, bau dan rasa
Warna air yang bersih biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening). Bau biasanya tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati. Rasa air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa air pada air laut.

D.      Pengamatan secara Biologis
 Pengamatan pencemara air berdasarkan mikroorgansme yang ada didalam air, terutama ada atau tidaknya bakteri pathogen.

E.       Kandungan minyak.

F.       Kandungan bahan radioaktif

Sumber :
2015/06/pencemaran-air-dan-sifat-air-tercemar.html