Substainable
Manufacturing
Peningkatan
Produktivitas dengan Komponen Otomotif yang Ramah Lingkungan
Judul : MODEL PEMILIHAN INDUSTRI KOMPONEN
OTOMOTIF YANG RAMAH LINGKUNGAN dan IMPLEMENTASI GREEN PRODUCTIVITY UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
Penulis :
1.
Suhartini,
ST, MT (Teknik Industri)
Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya
2.
Triwulandari
S. Dewayana (Program Studi Magister Teknik Industri)
3.
Dedy
Sugiarto (Program Studi Magister Teknik Industri)
4.
Dorina
Hetharia (Program Studi Magister Teknik Industri)
Fakultas
Teknologi Industri – Universitas Trisakti
Tahun Terbit : 2012
Pendahuluan
Pengembagangan
industri semakin pesat dengan arus globalisasi yang terus berjalan.
Perkembangan ini menjadikan para pengrajin batik dan perusahaan industri harus
terus meningkatkan dan memperbaiki kinerjnya agar terus bertahan dan
memenangkan kompetisi daya dengan berbagai industry lainnya.
Industri
manufaktur merupakan industri yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi
pada negara berkembang dalam lima belas tahun terakhir (Journal of
Manufacturing Excellence, 2011). Yang dimaksud dengan industri manufaktur
(Lampiran Perpres Nomor 28 Tahun 2008) yaitu semua kegiatan ekonomi yang
menghasilkan barang dan jasa yang bukan tergolong produk primer.
Usaha
yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Namun,
seiring dengan peningkatan produktivitas ,timbulah permasalahan dampak
lingkungan. Maka dibuatkanlah penelitian dari kedua jurnal ini untuk mengetahui
menggunakan metode untuk meningkatan produktivitas dan merancang model
pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan.
Perancangan
model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan merupakan
bagian dari penelitian dalam rangka memformulasikan strategi pengembangan
industri komponen otomotif yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing.
Kemudian
, untuk mengakomodir dua kepentingan tersebut, digunakan pula metode Green
Produktivitas.
Green
Produktivitas tersebut merupakan suatu strategi untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan dan performansi lingkungan secara bersamaan di dalam
pembangunan sosial ekonomi secara keseluruhan (APO, 2003). Dimulai dengan
menganalisis proses termasuk input dan output, green produktivity dapat
menghasilkan manfaat yang signifikan bagi peningkatan produktivitas. Sambil
melestarikan lingkungan, kita dapat meningkatkan produktivitas. Dari sini,
diharapkan Kampoeng Batik perusahaan dapat mencapai produktivitas yang lebih
tinggi atau mengalami peningkatan produktivitas sekaligus melindungi lingkungan
yang akan mengarah pada terciptanya sustainable development.
Tujuan
Penelitian Suatu rancangan prosedur Green Produktivity Assesment yang
melibatkan desain sistem informasi sederhana dengan mendesain tamplete tahapan
proses produksi yang berpotensi mempunyai dampak lingkungan.
Tinjauan
Pustaka
1.
Green
Industry
Green
industry adalah industri yang dalam
proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat member manfaat
bagi masyarakat
Penerapan
Green industry (Kemenprin 2013) dilakukan melalui konsep produksi bersih
(cleaner production) melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce (pengurangan limbah pada
sumbernya), Reuse (penggunaan kembali limbah), dan Recycle (daur ulang limbah),
dan Recovery (pemisahan suatu bahan atau energi dari suatu limbah).
2.
Productivity
Productivity
adalah perbandingan antara output dengan input dengan tujuan mengetahui
seberapa efisien sumber-sumber input telah berhasil dihemat.
Productivity
juga merupakan kombinasi dari efektifitas dan efisiensi, dengan efektifitas
yang berkaitan dengan performansi dan efisiensi yang berkaitan dengan
penggunaan sumber daya. Dimana efektifitas merupakan tingkat pencapaian suatu
objek sedangkan efisiensi adalah bagaimana penggunaan sumber daya secara
optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan
3.
Green
Productivity
Green
Productivity adalah suatu strategi untuk meningkatkan produktifitas bisnis dan
kinerja lingkungan pada saat yang bersamaan dalam mengembangkan sosial ekonomi
secara menyeluruh.
4.
Produksi
Bersih
Dalam
perindustrian dapat dilihat resiko dari sisi lingkungan yaitu limbah dalam
suatu pabrik, maka dari itu perlu melakukan strategi dan pendekatan agar
menjadi industri ramah lingkungan. Pendekatan tersebut di kenal dengan istilah
produksi bersih. Produksi bersih bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan
terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan serta melakukan upaya untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang, dan energi diseluruh tahapan
proses produksi.
5.
Industri
Komponen Otomotif Indonesia
Perusahaan
menunjukkan bahwa industri komponen otomotif tersebar pada beberapa wilayah
yaitu DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Persentase terbesar
perusahaan berada di wilayah Jawa Barat (55,37%) dan DKI (24,79%). Berdasarkan
jumlah tenaga kerja, dari data 49 perusahaan menunjukkan bahwa jumlah tenaga
kerja terbesar yaitu 1280 orang dan terkecil yaitu 5 orang. 73% perusahaan
merupakan perusahaan besar, 22% perusahaan sedang, Model Pemilihan Industri
(Triwulandari, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 211 sisanya sebesar
5% adalah perusahaan kecil
6.
Penelitian
dan model terdahulu
Untuk
mendorong pertumbuhan Green Industry, Kementerian Perindustrian memberikan
penghargaan kepada perusahaan industri nasional yang telah menerapkan pola
penghematan sumber daya dan penggunaan bahan baku dan energy yang ramah
lingkungan serta terbarukan. Penghargaan Industri Hijau (PIH) telah berlangsung
selama empat tahun.
Penilaian
penghargaan industri hijau didasarkan pada hal-hal berikut (Kementerian
Perindustrian 2012) :
a. Proses
Produksi, meliputi bahan baku dan bahan penolong, energi, air, teknologi
proses, produk, sumber daya manusia, dan lingkungan kerja.
b. Manajemen
Perusahaan, meliputi program efisiensi produksi, Community
Development/Corporate Social Responsibility, penghargaan yang pernah diterima,
dan sistem manajemen.
c. Pengelolaan
Lingkungan Industri, meliputi pemenuhan baku mutu lingkungan, sarana
pengelolaan limbah dan emisi, dan kinerja pengelolaan lingkungan.
7.
Analytic
Hierarchy Process (AHP)
AHP
merupakan suatu model pendukung keputusan. Prinsip dasar AHP (Saaty, 2000)
yaitu:
1. Dekomposisi
2. Perbandingan
penilaian/pertimbangan (comparative judgments)
3. Sintesa
Prioritas.
Dengan
prinsip dekomposisi, struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi
bagian-bagian secara hierarki.
Metode
Penelitian
Ø Pengumpulan
Data
Teknik
pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam serta
melakukan survey lapangan sehingga mampu menghasilkan informasi yang akurat dan
menyeluruh.
Ø Penyusunan
Hierarki Keputusan untuk Pemilihan Industri Komponen Otomotif yang Ramah
Lingkungan
Dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :
1.Perumusan
tujuan,
2.Penentuan
alternatif pilihan,
3.Penentuan
level hierarki,
4.Identifikasi
elemen-elemen pada setiap level hierarki selain level hierarki pertama (tujuan)
dan Model Pemilihan Industri (Triwulandari, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN:
1411-6340 213 level hierarki terakhir (alternatif pilihan),
5.Penyusunan
Hierarki Keputusan.
Ø Penentuan
Bobot pada setiap level hierarki.
Penentuan bobot pada setiap level
hierarki dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyusunan
matriks perbandingan berpasangan,
2. Perbandingan
berpasangan dengan bantuan pakar,
3. Perhitungan
Ratarata Geometric,
4. Perhitungan
Weighted sum vector,
5. Perhitungan
consistency vector,
6. Perhitungan
Consistency Index,
7. Perhitungan
Consistency Ratio,
8. Membandingkan
nilai Consistency Ratio dengan syarat konsistensi dalam perbandingan
berpasangan yaitu nilai CR ≤ 0,1, apabila tidak memenuhi syarat konsistensi
maka kembali ke tahap 2 yaitu Perbandingan berpasangan dengan bantuan pakar,
dan
9.Menentukan
bobot pada setiap level hierarki berdasarkan hasil perhitungan Rata-rata
Geometric.
Hasil
Penelitian
Berdasarkan bobot faktor yang diperoleh,
model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan lebih
memprioritaskan pada faktor pengelolaan limbah / emisi dengan bobot sebesar
0,6370. Pada faktor tersebut, kriteria Program penurunan emisi CO2 merupakan
prioritas utama dengan bobot sebesar 0,6480. Prioritas berikutnya adalah pada faktor
proses produksi dengan bobot sebesar 0,2580. Pada faktor proses produksi,
kriteria teknologi proses merupakan prioritas utama dengan bobot faktor sebesar
0.3860. Sedangkan untuk sub kriteriadari criteria teknologi proses, bobot
terbesar adalah penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) yaitu 0,7172, Oleh karena
itu, upaya penurunan emisi CO2 dan penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) akan
menjadi penentu bagi industri komponen otomotif untuk masuk dalam kategori
industri yang ramah lingkungan.
Dari hasil penilaian resiko lingkungan
diketahui bahwa tahapan yang paling banyak menimbulkan dampak lingkungan adalah
tahapan proses ngloyor, pewarnaan napsol, ngesol dan nglorod.
Dari hasil perhitungan diketahui tingkat
produktivitas setelah dilakukan penanganan limbah adalah sebesar 104,6%,
sedangkan tingkat produktivitas sebelumnya sebesar 103,3%, jadi tingkat
produktivitasnya meningkat sebesar 1,3% setelah diterapkannya pengolahan limbah.
Sumber:
ANISA SEPTRIANI (0069)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar