Senin, 26 Oktober 2015

Jurnal Kimia (2010)

Uji Penurunan Kolesterol dengan Produk Madu Herbal di Pasaran menggunakan Tikus Putih

Latar Belakang
Kolesterol saat ini tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dhadapi di negara-negara maju dan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kolesterol merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner (PJK). Penyebab kolesterol di negara-negara berkembang biasanya dari perubahan pla makan dengan makanan berlemak tingi dan rendah serat , gaya hidup merokok serta kurang gerak.
Saat ini banyak beredar di pasaran obat-obatan penurun kolesterol baik alami maupun buatan. Secara alami penurunan kolesterol biasanya dilakukan dengan terapi farmakologi dengan berbagai mekanisme. Di negara-negara Asia Timur mempercayai bahwa jamur shimeji dan jamur shitake  untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya penurunan kolesterol. Kemudian dari beberapa penelitian mengatakan jamur shitake dan shimeji lebih efektif karena mempunyai aktivitas antikolesterol. Selain jamur, apel juga diindikasikan memiliki aktivitas antikolesterol dan sebagai diet tambahan. Di Bali, jamur shitake dan jamur shimeji dikombinasikan dengan madu untuk penurunan kolesterol. Namun, secara ilmiah belum pernah dilakukan penelitian. Oleh sebab itu, diadakannya penelitian mengenai hal ini.

Hasil Penelitian
Diambil dari bahan penelitian yaitu produk obat tradisional yang beredar di pasaran yaitu produk A (mengandung madu, jamus shitake dan jamur shimeji), kemudian produk B (mengandung madu dan cuka apel). Kemudian dilanjutkan dengan pemberian pakan untuk meningkatkan kolesterol pada dua tikus putih. Setelah itu penetapan kadar kolesterol yang diberi perlakuan kepada tikus putih diet kolesterol tinggi dan kolesterol kontrol negatif dengan menguji selama 30 hari.
Hasilnya adalah untuk sample tikus dengan diet kolesterol tinggi tidak menimbulkan efek penurunan kolesterol sedangkan tikus B dengan kolesterol kontrol negatif lebih signifikan penurunan kolesterolnya. Padahal untuk pemberian uji tikus A menggunakan produk A yang mengandung madu dan kedua jamur tersebut. Dari penelitian sebelumnya kedua jamur tersebut mampu menurunkan kolesterol. Kemudian untuk produk B yang mengandung madu dan cuka apel berhasil menurunkan kolesterol pada sample tikus kolesterol kontrol negatif.

Peluang penelitian

Pada saat pemberian pakan untuk peningkatan koleterol perlu ditambahkan dosis yang lebih tinggi karena sebelumnya dosis tersebut masih dibawah terapi sehingga tidak menimbulkan efek penurunan koleterol, kemudian untuk pemberian pakan diberikan pakan dengan bahan yang sama agar memperoleh efek yang tidak begitu signifikan. Untuk menggunakan produk madu herbal dipasaran, saat ini tidak sepenuhnya madu herbal adalah benar-benar madu, jadi pada saat penelitian pun kemungkinan tidak sepenuhnya benar-benar madu atau ada bahan campuran, penelitian selanjutnya agar menggunakan bahan yang lebih alami agar menimbulkan efek yang lebih baik. 

Minggu, 25 Oktober 2015

Artikel Korosi

Pengertian Korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan senyawa lain dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki yang biasa dikenal dengan “perkaratan”.
Korosi terjadi melalu reaksi redoks dimana logam mengalami oksidasi  dan oksigen mengalami reduksi. Logam yang paling sering mengalami korosi adalah besi dan tidak menutup kemungkinan adalah alumunium.

Proses terjadinya korosi
·         Proses korosi pada besi terjadi ketika zat berwarna coklat-merah dengan rumus Fe2O3.nH2O, karat tersebut mengelupas , secara bertahap permukaan yang terbuka mengalami korosi.
·         Proses korosi pada alumunium dengan rumus Al2Omembentuk lapisan yang melindungi lapisan logam korosi dari sebelumnya.
Korosi merupakan elektrokimia, katodik mengkonsumsi electron dengan laju yang sama. Contoh pereaksinya :
Anoda : { Fe (s)                                                 Fe2+ (aq) + 2 e }            2x
Katoda : O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4 e                     2 H2O (l)
Redoks : 2 Fe (s) + O2 (g) + 4 H+ (aq)              Fe2+ (aq) + 2 H2O (l)
Ketika besi (II) teroksidasi menjadi besi (III) yang dibentuk oleh oksigen :
Besi (III) yang disebut “karat”  dan sebab inilah besi cepat terjadi korosi pada garam.
Jika korosi terjadi pada lingkngan basa, rekasinya adalah :

  
Faktor penyebab  korosi adalah
Korosi merupakan reaksi kimia yang terjadi secara alami dan spontan. Tanpa campur tangan manusia, logam dapat bereaksi dengan faktor luar dan menyebabkan peristiwa korosi. Beberapa faktor penyebab korosi antara lain:

  1. Tingginya reaktivitas logam.
  2. Adanya zat pengotor.
  3. Adanya udara bebas, uap air, dan gas tertentu seperti CO2 dan SO2.
  4. Adanya zat-zat elektrolit.

Teknik pencegahan korosi
Korosi menimbulkan berbagai kerugian karena barang-barang yangterbuat dari besi akan menjadi tidak tahan lama.
Berikut pencegahan korosi :
a. Pengecatan : Cat yang mengandung timbale dan seng akan menutupi korosi pada besi namun, disertai kesempurnaan dalam pengecatan.
b. Dibalut plastik : Mencegah dari kontak air dan udara.
c. Pelapisan krom : Dilakukan dengan cara elektrolisis dan krom merupakan lapisan pelindung sehingga besi akan mengkilap.
d. Pelapisan timah : Dengan proses elektrolisi / electroplating. Apabila timah terkenea goressan akan lebih cepat mengalami korosi karena potensiial elektroda lebih positif(+) meskipun sebenarnya timah merupakan logam yang tahan karat.
e. Pelapisan seng : Ketika seng mengalamai elektrokimia pada besi namun besi akan terlindungi
f. Pengorbanan anoda : Dengan cara penanaman logam magnesium yang dihubungkan ke pipa besi melalui kawat, sehingga magnesium akan berkarat dan besi akan terlindungi.

Daftar Pustaka :



ANISA SEPTRIANI (41615010069)


Sabtu, 24 Oktober 2015

(3) Perubahan Entalpi dan Applikasinya

PERUBAHAN ENTALPI STANDAR DAN APLIKASINYA

ANISA SEPTRIANI (41615010069)
SABIQ DZIKRULLAH (41615010038)
TEKNIK INDUSTRI
KIMIA DASAR

      

Dalam kajian Termodinamika, reaksi kimia dianggap sempurna jika tidak ada perubahan komposisi dan zat hasil reaksi dapat kembali pada suhu semula biasanya pada suhu kamar. Jumlah total kalor yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung dan mengembalikan zat kepada suhu semula dinamakan kalor reaksi. Jika reaksi terjadi pada tekanan tetap, kalor reaksi dinyatakan sebagai perubahan entalpi, ∆H. Nilai ∆H bergantung pada jenis pereaksi, kuantitas pereaksi, dan suhu.
          Oleh sebab itu, perubahan entalpi harus dinyatakan dalam satuan jumlah kalor per kuantitas zat dan suhu reaksi. ∆H biasanya dinyatakan dalam satuan joule per mol per kelvin.

Jenis-jenis Perubahan Entalpi Standar

Perubahan Entalpi Standar ∆H
       Perubahan entalpi standar suatu reaksi dapat digolongkan menurut jenis reaksinya, seperti entalpi pembentukan standar (∆Hf°), entalpi penguraian standar (∆Hd°), dan entalpi pembakaran standar (∆Hc°). Huruf dalam indeks yaitu f, d, dan c masing-masing berasal dari kataformation (pembentukan), dissosiation (penguraian), dan combustion (pembakaran). 
        Tapi pada dasarnya, semua jenis perubahan entalpi standar, kadang-kadang digolongkan sebagai entalpi reaksi (∆Hr°). Sebab, baik reaksi pembakaran, semua tergolong reaksi kimia. Dengan demikian, tidak salah jika dikatakan sebagai perubahan entalpi reaksi.
Perubahan Entalpi Pembentukan Standar, ∆H°f
       Entalpi pembentukan standar suatu senyawa adalah kalor yang terlibat pada reaksi pembentukan satu mol senyawa dari unsur-unsurnya diukur pada 1atm, 298,15 K. Berdasarkan perjanjian, entalpi untuk unsur-unsur dalam bentuk paling stabil dikukuhkan sebesar 0 kJ/mol. Contoh, keadaan standar dari karbon yang paling stabil adalah grafit, untuk gas O2, H2, N2, dan gas lain paling stabil adalah gas diatomik, masing-masing memiliki entalpi standar 0 kJ/mol.
Perubahan Entalpi Penguraian Standar, ∆H°d
      Reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan, yaitu penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya. Oleh karena itu, perubahan entalpi penguraian suatu senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan standar sama besar tetapi berlawanan tanda sesuai dengan sifat ekstensif. Jika nila ∆Hf° bertanda negatif (eksoterm) maka nilai ∆Hd° bertanda positif (endoterm).
Contoh :

Perubahan Entalpi Pembakaran Standar, ∆H°c
      Entalpi pembakaran standar adalah faktor yang dilepaskan jika satu mol zat dibakar sempurna pada keadaan standar. Istilah pembakaran dalam ilmu kimia agak berbeda makna dengan yang biasa dipakai dalam keseharian. Dalam kehidupan sehari-hari pembakaran berarti membakar sesuatu dengan api. Dalam ilmu kimia, pembakaran berarti mereaksikan suatu zat dengan oksigen. Contoh reaksi pembakaran :


Pengertian Entalpi sistem dan lingkungan 
Setiap materi mengandung energi yang disebut energi internal (U). Besarnya energi ini tidak dapat diukur, yang dapat diukur hanyalah perubahannya. Mengapa energi internal tidak dapat diukur? Sebab materi harus bergerak dengan kecepatan sebesar kuadrat kecepatan cahaya sesuai persamaan Einstein .


Di alam, yang tercepat adalah cahaya. Perubahan energi internal ditentukan oleh keadaan akhir dan keadaan awal ( ΔU = Uakhir – Uawal).
Pengertian Entalpi ( Î”H )
Perubahan energi internal dalam bentuk panas dinamakan kalor. Kalor adalah energi panas yang ditransfer (mengalir) dari satu materi ke materi lain. Jika tidak ada energi yang ditransfer, tidak dapat dikatakan bahwa materi mengandung kalor. Jadi, Anda dapat mengukur kalor jika ada aliran energi dari satu materi ke materi lain. Besarnya kalor ini, ditentukan oleh selisih keadaan akhir dan keadaan awal.

Contoh:
Tinjau air panas dalam termos. Anda tidak dapat mengatakan bahwa air dalam termos mengandung banyak kalor sebab panas yang terkandung dalam air termos bukan kalor, tetapi energi internal. Jika terjadi perpindahan panas dari air dalam termos ke lingkungan sekitarnya atau dicampur dengan air dingin maka akan terbentuk kalor. Besarnya kalor ini diukur berdasarkan perbedaan suhu dan dihitung menggunakan persamaan berikut.



Keterangan:
= kalor
m = massa zat
= kalor jenis zat
Δ = selisih suhu

Jika perubahan energi terjadi pada tekanan tetap, misalnya dalam wadah terbuka (tekanan atmosfer) maka kalor yang terbentuk dinamakan perubahan entalpi (ΔH). Entalpi dilambangkan dengan (berasal dari kata ‘Heat of Content’). Dengan demikian, perubahan entalpi adalah kalor yang terjadi pada tekanan tetap, atau Δ H = Qp (Qp menyatakan kalor yang diukur pada tekanan tetap).

Sistem dan Lingkungan
Secara prinsip, perubahan entalpi disebabkan adanya aliran panas dari sistem ke lingkungan, atau sebaliknya. Apakah yang disebut sistem dan lingkungan?
·         Sistem didefinisiskan sebagai bagian dari semesta yang merupakan fokus kajian
·         Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem yang bukan kajian.

Dalam reaksi kimia, Anda dapat mendefinisikan sistem. Misalnya pereaksi maka selain pereaksi disebut lingkungan, seperti pelarut, hasil reaksi, tabung reaksi, udara di sekitarnya, dan segala sesuatu selain pereaksi.

Contoh soal Sistem dan Lingkungan
Ke dalam gelas kimia yang berisi air, dilarutkan 10 g gula pasir. Jika gula pasir ditetapkan sebagai sistem, manakah yang termasuk lingkungan?

Jawab:
Karena gula pasir dipandang sebagai sistem maka selain dari gula pasir termasuk lingkungan, seperti air sebagai pelarut, gelas kimia, penutup gelas kimia, dan udara di sekelilingnya.

Aplikasi Hukum Hess
Hukum Hess muncul berdasarkan fakta bahwa banyak pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya tidak dapat diukur perubahan entalpinya secara laboratorium.

Contoh:
Reaksi pembentukan asam sulfat dari unsur-unsurnya.
S(s) + H2(g) + 2O2(g) → H2SO4( )

Pembentukan asam sulfat dari unsur-unsurnya tidak terjadi sehingga tidak dapat diukur perubahan entalpinya. Oleh karena itu, ahli kimia berusaha menemukan alternatif pemecahannya. Pada 1840, pakar kimia dari Swiss Germain H. Hess mampu menjawab tantangan tersebut.
Berdasarkan hasil pengukuran dan sifat-sifat entalpi, Hess menyatakan bahwa entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi maka perubahan entalpi tidak bergantung pada jalannya reaksi (proses).

Contoh:
Asetilen (C2H2) tidak dapat diproduksi langsung dari unsur-unsurnya:
2C(s) + H2(g) → C2H2(g)
Hitung ΔH° untuk reaksi tersebut berdasarkan persamaan termokimia berikut.
(a) C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH°1= –393,5 kJ mol–1
(b) H2(g) + ½ O2(g) → H2O( l) ΔH°2= –285,8 kJ mol–1
(c) C2H2(g) + 5/2 O2(g) → 2CO2(g) + H2O( l) ΔH°3= –1.299,8 kJ mol–1

Jawab:
Aturan yang harus diperhatikan adalah
1. Posisi pereaksi dan hasil reaksi yang diketahui harus sama dengan posisi yang ditanyakan. Jika tidak sama maka posisi yang diketahui harus diubah.
2. Koefisien reaksi (mol zat) yang diketahui harus sama dengan yang ditanyakan. Jika tidak sama maka harus disamakan terlebih dahulu dengan cara dibagi atau dikalikan, demikian juga dengan nilai entalpinya.

a. Persamaan (a) harus dikalikan 2 sebab reaksi pembentukan asetilen memerlukan 2 mol C.
b. Persamaan (b) tidak perlu diubah sebab sudah sesuai dengan persamaan reaksi pembentukan asetilen ( 1 mol H2)
c. Persamaan (c) perlu dibalikkan arahnya, sebab C2H2 berada sebagai pereaksi.

Persamaan termokimianya menjadi:
2C(s) + 2O2(g) → 2CO2(g) ΔH°1= 2(–393,5) kJ mol–1
H2(s) + ½ O2(g) → H2O( l) ΔH°2= –285,8 kJ mol–1
2CO2(g) + H2O( l) → 2C2H2(g) + 5/2 O(g) ΔH°3= +1.299,8 kJ mol–1
2C(s) + H2(g) → C2H2(g) ΔH°1+ ΔH°2+ ΔH°3= + 227,0 kJ mol–1
Jadi, perubahan entalpi pembentukan standar asetilen dari unsur-unsurnya adalah 227 kJ mol–1. Persamaan termokimianya:
2C(s) + H2(g) → C2H2(g) ΔH°f = 227,0 kJ mol–1.


Reaksi Endoterm & Eksoterm
Pada reaksi endoterm

    


Sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk denganentalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksiendoterm dapat dinyatakan:

Pada reaksi eksoterm


Sistem membebaskan energi, sehingga entalpisistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapatdinyatakan sebagai berikut:

Diagram Entalpi



Hubungan Hubungan yang melibatkan ΔH
ΔH adalah sifat yang Ekstensif
Perubahan entalpi berbanding langsung dengan jumlah zat zat yangterlibat dalam suatu proses, atau jika digandakan persamaan tersebut dua kali
ΔH berubah tanda jika proses reaksi berlangsung sebaliknya
Jika arah dari suatu proses terbalik, perubahan sifat ΔH juga mengalami pertukaran tanda –ΔH


https://hudawaudchemistry.wordpress.com/2013/10/08/termokimia/


Kamis, 22 Oktober 2015

(4) sistem kesetimbangan heterogen

SISTEM KESETIMBANGAN HETEROGEN


ANISA SEPTRIANI (41615010069)
GUSTI RIZKY (416150100

TEKNIK INDUSTRI
KIMIA DASAR

(2) Massa atom, jumlah partikel dan mol

KONSEP STOIKIOMETRI
(MASSA ATOM, JUMLAH PARTIKEL DAN MOL)


ANISA SEPTRIANI (41615010069)

WAHIDESEYA RAJULIAN (41615010050)

TEKNIK INDUSTRI

KIMIA DASAR
Massa Atom
      Penentuan massa isotop astom dilakukan dengan cara membandingkan massa isotop atom yang akan ditentukan terhadap massa isotop atom unsure tertentu yang massanya telah ditetapkan.

Isotop

Massa atom untuk tiap atom tidak khas, dalam arti atom suatu unsur yang sama, mungkin memiliki massa yang berbeda Isotop adalah unsur yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi nomor massa yang berbeda. Hidrogen mempunyai 3 isotop
Selain isotop, dikenal juga beberapa istilah yang lain, yaitu sebagaiberikut :
1.    Isobar, merupakan atom-atom unsur yang mempunyai nomor massa sama, tetapi nomor atom dan unsurnya berbeda. 
2.    Isoton, merupakan atom-atom unsur yang mempunyai jumlah neutron yang sama, tetapi nomoratom dan unsurnya berbeda.    

Standar Satuan Massa
Massa unsur hydrogen 11,17% dan massa unsure oksigen 88,83%
Massa atom oksiegen yag bersenyawa dengan hydrogen adalah :
88,83 /11,17 x massa atom hydrogen = 7,953 x massa atom hidrogen
Molekul air terdiri dari 1 atom oksigen dan 2 atom hidrogen  sehingga massa 1 atom oksigen = 2 x 7,953 x massa atom hidrogen = 15,905
Mol
Banyaknya partikel dinyatakan dalam satuan mol. Satuan mol sekarang dinyatakan sebagai jumlah partikel (atom, molekul, atau ion) dalam suatu zat. Para ahli sepakat bahwa satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram isotop C-12 yakni 6,02 x 1023 partikel. Jumlah partikel ini disebut Bilangan Avogadro (NA = Number Avogadro) atau dalam bahasa Jerman Bilangan Loschmidt (L).
Definisi satu mol zat menyatakan banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram isotop C-12.
Misalnya:
1. 1 mol unsur Na mengandung 6,02 x 1023 atom Na.
2. 1 mol senyawa air mengandung 6,02 x 1023 molekul air.
3. 1 mol senyawa ion NaCl mengandung 6,02 x 1023 ion Nadan 6,02 x 1023 ion Cl–. 

Hubungan mol dengan jumlah partikel
Dapat dirumuskan dengan :
 



Hubungan mol dengan massa
Sebelum membahas hubungan mol dengan massa terlebih dahulu saya akan memperkenalkan Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif.
a. Massa Atom Relatif (Ar)
IUPAC telah menetapkan 1 sma = 1/12 massa satu atom C-12 isotop.
Atom H mempunyai kerapatan 8,400% dari kerapatan C-12.
Jadi, massa atom H = 0,08400 x 12,00 sma = 1,008 sma.

Dari perhitungan yang sama kita bisa mengetahui massa atom O = 16,00 sma. Demikian juga massa atom unsur-unsur yang lain.

Massa Atom Relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata suatu atom unsur terhadap 1/12 massa satu atom isotop C-12.

b. Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata satu molekul suatu senyawa terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-12.
Berdasarkan pengertian molekul yang menyatakan bahwa molekul merupakan gabungan dari atomatomnya, maka Mr merupakan jumlah Ar atom-atom penyusunnya.
 


                                                                    
c. Massa Molar
Massa molar menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat, yang besarnya sama dengan Ar atau Mr. 
Untuk unsur:
1 mol unsur = Ar gram, maka dapat dirumuskan:
                                                                                        

Untuk senyawa:

1 mol senyawa = Mr gram, maka dapat dirumuskan:
 


Hubungan mol dengan volume
a. Gas pada keadaan standar
Pengukuran kuantitas gas tergantung suhu dan tekanan gas. Jika gas diukur pada keadaan standar, maka volumenya disebut volume molar.
Volume molar adalah volume 1 mol gas yang diukur pada keadaan standar. Keadaan standar yaitu keadaan pada suhu 0 °C (atau 273 K) dan tekanan 1 atmosfer (atau 76 cmHg atau 760 mmHg) atau disingkat STP (Standard Temperature and Pressure).

Besarnya volume molar gas dapat ditentukan dengan persamaan gas ideal: 



P = tekanan = 1 atm
n = mol = 1 mol gas
T = suhu dalam Kelvin = 273 K
R = tetapan gas = 0,082 liter atm/mol K.

Sumber : https://esdikimia.wordpress.com/2009/09/26/massa-atommolekul-relatif-armr-isotop-dan-kelimpahannya/
http://www.ipapedia.web.id/2014/10/Perhitungan-Kimia.html